Gelombang SALAM

12Oct08

Gelombang SALAM adalah jumlahan fungsi sinusoidal waktu pereode (satuan a “annum”): 7, 70, 700, 7 K, 70 K, 700 K, 7 M, 70 M, 700 M, 7 G, dan 70 G, dan minor siklusnya: setahun, sebulan, seminggu, sehari, dengan amplitudo masing-masing pereode membesar dengan lebih panjangnya pereode. Fungsi gelombang ini adalah:

 

Dimana : Y = Harga fungsi SALAM (satuan su “salam unit”). k = konstata pembuat datum pada tahun 2000. t = waktu (satuan a “annum”). A= amplitudo setiap pereode (A=2 di pakai kini untuk keperluan utamanya batas waktu, dan perlu di cari harga yang lebih tepat agar empirik parameter alam-alamnya). O= 18.617.394.521 BC. Persamaan dalam kurung kurawal kedua, berupa fungsi jarak “space” X, yang sebagai fungsi waktu, dan dianggap konstan pada gambar 1. Harga c dan B = konstanta. R= 5 hingga 7 meter.

 

Paper ini dimuat di majalah RESONANSI HAGI ke-4

Download paper: http://www.hagi.or.id/download/Resonansi/Resonansi-HAGI-4.pdf



9 Responses to “Gelombang SALAM”

  1. 1 annelis

    Wah hebat banget Mas, udah bikin teori2 sendiri. Salut…

  2. Mas Bosman,
    Ternyata telah sempat membaca dengan cepat, dan telah melihat inti Teori Salam segala. Mas Bosman memang hebat, telah mempunyai referensi banyak. Biasanya, dengan ku jelaskan 300’an halaman power point itu, kadang beliau sampai ngantuk 7 kali selama 2 jam itu. Kini ada caranya, saya istirahat menjelaskan tiap 14 menit dan lalu 7 menit istirahat. Dengan begini bisa lebih efektif. Memang alam ini amat luas ilmunya, dan manusia “tak sabaran” untuk menerima. Hanya bila ada orang bisa, tentunya orang lainpun mungkin juga akan bisa bila terus mempelajarinya. Pun ilmu hanya sedikit sekali yang bisa di ketahui manusia. Kalau ada yang bisa ku bantu, kontak saja Mas.

    Wass,
    Mas Mar.

  3. Halow lagi Pak, meskipun komentar sebelumnya belum di approve, saya mau nerusin lagi. Kali ini saya sudah di rumah jadi agak enjoy sedikit sambil merenungkan rumus Salam itu.

    Kesimpulan sementara saya kira-kira sbb:

    Kalau sepintas saya renungi persamaan diatas, sebenarnya dapat disederhanakan menjadi :

    Psi = (k-A)*(c-B)

    Karena k adalah suatu datum yaitu 2000, dan c adalah kecepatan cahaya yang konstan di posisi k=2000, maka persamaan gelombang Salam sebenarnya erat kaitannya dengan perubahan atau fluktuasi kecepatan cahaya di posisi k=2000 tersebut. Dengan kata lain, hal ini tentunya akan berhubungan dengan suatu proses bagaimana alam semesta ini terciptakan mulai dari Big Bang sampai Big Crunch dimana diantaranya terletak datum-datum yang kita gunakan sebagai titik perhitungan ke masa lalu dan ke masa depan. Bukankah kita menghitung masa lalu dan masa depan dengan ilmu masa kini dalam rentang 2000 tahun terakhir yaitu desimal dan abjad?

    Nah, kalau kita berbicara di titik referensial, maka persamaan gelombang Salam diatas akan berbicara tentang perubahan sistem kehidupan di Bumi dimana parameter utamanya tergantung pada perubahan kecepatan cahaya di Bumi, atau perubahan cahaya di Bumi (misalnya selama ini kita menganggap cahaya sampai di Bumi dalam rentang waktu 8 menit. Nah apakah sekarang masih sama? Kapan ukuran 8 menit itu diberlakukan?).

    Dengan kata lain, ia akan terkait dengan posisi Bumi terhadap Matahari sebagai pusat sistem mikro dari semesta gelombang salam yang menjalar dengan similaritas faktor 7 dan 10. Dan karena itu, ia akan terkait dengan perubahan gravitasi Bumi, Bulan dan Matahari alias gravitas BBM. Hanya saja, karena Bumi adalah bagian dari 10 benda langit sistem Tatasurya, maka gravitasi ini pun nampaknya dipengaruhi pranata planet di Tatasurya.

    Namun, yang dominan adalah susunan Matahari-merkurius-venus-Bumi-Mars-[Asteroid]-Jupiter-Saturnus. 7 benda langit inner cycle meskipun sebenarnya ada 8 kalau kita perhitungkan asteroid juga mempengaruhi siklus di Bumi. Namun, sebenarnya jelas kalau gelombang Salam dipengaruhi perubahan kecepatan cahaya dan faktor B (yang akan mennetukan nilai faktor A) yang menunjukkan adanya kaitan dengan stabilitas sistemik di Bumi baik di dalam bumi, di permukaan, di laut, di atmosfir bumi bahkan di luar Bumi.

    Pertanyaan yang menggantung sekarang, apa sebenarnya isi faktor B dan A yang disebutkan konstan? Padahal mungkin parameter pengubah sistem ada di dalam faktor A dan B ini. Taksiran saya (hanya taksiran) faktor A dan B ini berhubungan erat dengan tekanan dan temperatur atmosferik di Bumi . Dan dengan demikian, ia akan berkaitan dengan bagaimana manusia berperilaku di Bumi ketika mengelola Bumi bagi kesejahterannya masing-masing.

    kira2 itu saja kesimpulannya Pak, oya saya menulis artikel Pengenalan Salamologi di blog saya di http://atmonadi.com , mohon komentanya kalau sempat.

  4. Mas Atmonadi,
    Ass wr wb.
    Wah amat hebat menangkapnya. Sudah mendalam pengertian Teori Salam, walau baru kutiliskan sekitar 7 % di blog ini dari yang sudah say jabarkan. Sudah ada 200-300 power point, 7 paper, dari banyak membaca dan sarikan 2000 an buku di rumahku.

    Yang paling awal adalah saya lihat adanya gelombang waktu, yang di jabarkan Salam wave, S(t).

    Tekanan, mungkin akan begitu, mengikuti Masmar Salam wave Theori (MST). Yang saya tahu, “tekanan’ bisa di satukan menjadi bagian dari 4 energi utama GUNA “Gravity, Unified electromagnetic, Nuclear strong, and Atomic nuclear weak”. Semula, elektro dan magnetik, sebagi terpisah. Di satukan dengan seperti dua gelombang suatu sumbu (bisa space x, y, z, atau waktu t). Terlihat ada satu sumbu lagi, yakni arus listrik. Maka unified electromagnetic adalah gelombang x, y, dan arus listrik. Pun kesatuan itu, menjadi unified electromagnetic vs time. Nuclear strong and nuclear weak, saya satukan juga menjadi satu gelombang vs waktu. Fisi-fusi adalah gerak perubahan yang selalu berjalan terhadap waktu. Itu merubah energi menjadi panas, juga merubah massa. Pelepasan energi (electromagnetik elektron), menjadi berkurangnya massa. Pelepasan juga membuat massa lain mendapat panas. Ini berarti massa lain bertambah besar massanya. Pengontrolnya adalah sebanding dengan waktu paroh. Atom yang maximum berkulit 7, serta setiap pereodik mempunyai 9 pasang unsur, menghasilkan 10 ruang antaranya, maka alam terkontrol dengan angka 7 dan 10. MST adalah 7×10^n, untuk ukuran massa dan ukuran waktu.

    Massa menghasikan “energi gravitasi”. Ternyata massa juga bergelombang secara “space”, yakni Masmar wave M(r) tadi pereodenya. M(r), di kontrol Gelombang waktu S(t). Di kontrol ? atau mengkontrol ? Bukankah massa mengendalikan adanya pereode gelombang waktu itu ?

    Ada S(t), yang berlaku untuk 3 energi:
    1. G ……. Gravitasi vs S(t).
    2. U ……. “Unified electromagnetik” Uem vs (s(t).
    3. N …….”Nuclear strong and weak” Nsw vs S(t).
    Ada 3 energi kesatuan utama, GUN, yang ketiganya saling kait mengkait, saling sebab akibat. Nah, saya satukan menjadi kesemuanya tiga tadi sebagai versus waktu. Jadilah GUN Salam. Ini adalah senjata amat dahzat, menakutkaan “nggegirisi”. Yang juga sebagi GUNA “Grand Unfied Natural evolution Algorithm”, yang banyak guna-nya. Yang juga di teorikan sebagai Masmar Salam wave Theory (MST).

    Th 2000.
    Th 2000 di pilih sebagai referensi karena banyak data parameter empiris alam akan lebih mudah bila di kaitkan dengana th 2000. Kecepatan cahaya adalah tetap c. Jarak Matahari Bumi, sebanding dengan S(t).

    Mas Atonadi sudah sama dengan melihat, dengan referensi th 2000, akaan di lihat waktu sejak Big Bang, dan Big Crunch, 70 Ga. Rumus Einstein, sistem yang begerak dengan kecepataan cahaya, maka waktu paanjang, menjadi mendekati nol. Kita relatif bergerak dengan kecepatan ini terhadap suatu massa yang menjahui pusat jagadraya berlawanan dengan bumi yang menjahui pusat itu juga. Kecepatan ~ 0.91 c, bagi semua benda yang bergerak dari pusat massa jagadraya. Terhadap yang berlawnan arah itu, kita berkecapatn 0.91 c + 0.91 c = 1.82 c. Karena maximumnya c, ya kita berjalan dengan kecepatan c. Sehingga, waktu yang panjang juga bisa kita alami hanya beberapa jam dikusi ini, di beritahu dengan singkat. Kan? Itulah, isro’ mikroj, adalah masalah di beritahu atau tidak. Sa’at itu. nabi Muhammad saw, di beritahu, ketemu dengan nabi-nabi dahulu, juga kondisi akan datang surga-neraka. Kita, dengan sejam kini bisa diskusi dengan massa lalu, melihat fosil-fosil, membaca buku-buku (mendengarkan kotbah) penulis dulu, pun juga kondisi masa datang. menarikkan mas ?

    Menarik juga bila tatasurya bisa dicertakan dengan 7, 10 itu.

    Pertanyaan menggantung ? Amat menarik pertanyaannya. Ya memang saya sedang mencari. Mungkin juga masih menggantung juga, namun telah saya jawab bahwa A, B, dll, yang masuk dalam MST itu, ya saling berhubungan. Ini saya jawab diatas, yakni pada penyatuan GUNA, berkorelasi dengan GUN Salam, SAGED, MST.

    Ada turunannya, curah hujan, gelombang kurva JAWAH “Jurnal Atmospheric Water Affecting History”, pans-dingin global, Global warming. Ini korelasi tinggi (>90%) dengan Gelombang Salam S (t). Nah, bukankah dua parameter itu amat pengaruhi ekologi ? Nah, muncul korelasi bagus (92 %) bunga bank (90 th Canada), inflasi, rumah terkontrak, anggaran negara tahunan, sikap manusia, revolusi Suharto, Sukarno, Diponegoro, Perancis, Inggris, dll., sejarah kejayaan bangsa-bangsa, bio-evolusi, dll.

    Gitu dulu Mas. Gimana hayoooo?

    Wass,
    Maryanto.

  5. Assalamualaikum wr wb

    Mas Mar yang baik,

    Ahmd, sedikit-sedikit memang mulai menangkap. Tapi masih tetap perlu di tafakuri hehehe.

    Lama-lama memang sepertinya akan mengarah ke TOE (Theory Of Everything). Apalagi kalau dikaitkan dengan peristiwa2 yang pernah sedang dan akan terjadi. Jadi memang mirip Isra Miraj Rosul. Cuma Rosul mungkin nggak sempat merumuskan hanya menyampaikan pesan2 dari apa yang dilihatnya selama moment of truth yang dahsyat itu ia alami.

    Gelombang Salam nampaknya seperti yang sudah lama saya pikirkan juga. Waktu itu lagi menulis buku Kun fa yakuun yang setelah jadi ada 1423 halaman (ditulis sekitar 2004-2006 dalam keadaan tidak bekerja full, cuma jadi freelance doang). Mungkin mirip gelombang pengarahnya David Bohm. Atau bahkan sama. Dugaan saya, sewaktu Kun Fa Yakuun dicetuskan dengan kalimat Bismillahir al-Rahmaan al-Rahiim , maka ada dentuman sisa yang masih menjadi fondasi semua realitas. Nah wujudnya ini berupa gelombang sisa yang memang nampaknya abadi dan menjadi pengarah segala kejadian. (dulu, kini dan nanti).

    Saya malah beranalogi, Allah SWT itu kok jadi mirip tukang martabak telor yang menjembreng adonan martabak makin lama makin tipis. Kesan yang muncul sekarang mungkin dunia jadi napak datar ketika semakin meluas. Jadi dipikiran kita dengan pengetahuan biner (dijital) saat ini nampak meluas dan semakin tipis kaya martabak dibanting-bating di alasnya. hehehe ….

    Gelombang Salam yang saya taksir, gelombang sisa ini nampaknya masih bekerja, bagai penggorengan yang terus di wolak-walik oleh tukang martabak. Dan daya ganggunya menembus semua makhluk. Pada kasus tertentu , misalnya kalau gempa bumi akan terjadi, beberapa makhluk terutama binatang dapat merasakannya dan rupanya moyang2 binatang ini mewariskan bagaimana harus bertindak yaitu mengambil jurus langkah 1000 alias lari dari sarangnya. (nah ini sekedar spekulasi saya lho mas, perlu ngajak ahli reptil atau gajah kayanya untuk mencari tahu fakta nya seperti apa).

    Tentunya gelombang sisa ini akan punya frekuensi sendiri-sendiri di pranata maujud (mulai quarks, atom, molekul sampai wujud obyek bermassa, pranata 7 alam) yang ditembusnya. Bahkan menciptakan maujud obyek baru! Ini cocok dengan satu ayat AQ yang mengatakan masing-masing pranata alam mempunyai hukumnya sendiri. Bahkan teori kuantum terbaru pun punya spekulasi yang mirip seperti itu.

    Meskipun begitu, ada konstanta lebih universum yang mampu menembus semua alam ituh . Miriplah benang yang menyatukan bijih2 tasbih , dimana biji tasbih adalah butir2 alamnya. Nah kira-kira apakah mungkin kostanta ini juga sebenarnya mempengaruhi konsep Gelombang Salam itu ya? dan apakah sudah dimasukkan sebagai suatu parameter dalam A dan B tadi? Trus kira-kira berapa nilai konstanta ini atau bagaimana rumusannya?

    Wassalamualaikum Wr Wb
    Atmonadi

  6. Tambahan, Mas Mar, kalau ada waktu kunjungi juga blog saya yang ini. Khusus untuk interaksi dengan AQ http://alquran.atmonadi.com cuma blum tuntas semua isinya. Kalau mau nyumbang tulisan khasnya juga boleh.

    Tq

  7. Mas Atmonadi,
    Ass wr wb.

    Wah hebat, sudah menulis 1432 halaman, pun judul excelent “kun fa yakuun”. Saya yang sudah punya 200-300’an halaman powerpoint saja tak jadi-jadi tulisannya.

    TOE, belum saya ketahui kecuali ya maksudnya adalah mencari rumus penyatuan semua energi utama. Ini memang mengarah kesitu. Saya hindari kata “everything”, karena tak mungkin orang tahu segalanya. Manusia yang paling tahu alam, adalah Nabi Muhammad saw. Aturan sunantulloh ternaik adalah Qur’an dan hadish. Qur’an di tulis dalam bentuk bernas “concise”, dan hadishpun begitu pula. Tak menuliskan yang kurang penting. Satu kalimat cipta “kun fa yakuun”, maka jadilah alam. Aturan ditulis di lahulul mahfudz, diturunkan sedikit demi sedikit, 23 tahun pada 18.6 giga tahun setelah Big Bang. Aturan sudah tak berubah sunantullohnya. Aturan terus berjalan, hingga 52 Ga kedepan, tak berubah. Ledakan-ledakan supernova yaang dahzat terus terjadi sesuai jadwalnya. Gempa, amat sangat kecil energinya di banding gerakan alam yang dahzat, teruatur, indah ini. Semua benda bergerak bershaf-shaf, dhikir, dengan sukacita.

    Gelombang Masmar, adalah gelombang ukuran massa, dari 10^-21 hingga 10^322 meter. Memahami terori gelombang, akan banyak kemudahan untuk melihat alam. Untuk n kelipatan 7, massa dalam kondisi spesial. Berturut-turut n: 28, 21, 14, 7, 0, -7, -14, maka massanya adalah : jagadraya, galaksi(bimasakti), tatasurya, bumi, manusia, gene, dan nuklir. Pun itu tujuh tingkatan dipisahkan dengan tanda koma itu. Saya dugakan dari ayat: “kuhiasi langit terdekat dengan bintang-bintang”, dan anggap itu langit ke-1, maka setiap kenaikan tingkat, maka langit di tambah dengan puluhan 7×7. Didapatlah langit ke-7 dengan 10^322.

    Elektron baris, bershaf-shaf, teratur rapi, pada kulit atom yang maximum kulitnya 7. Maka, akan di dapat semua benda (yang karena di bentuk atom yang beshaf-shaf), akan semua bershaf-shaf pula. Itu termasuk bershaf-shaf adanya gene, kromosom, ukuran butir yang 7: lempung, lanau, pasir halus, pasir kasar, kerikil, kerakal, bongkah. Lalu bumi 7 lapis, bershaf-shaf lapisannya, planet bersyaf-shaf pada lintasannya, glaksi dengan bintang-bintang berbaris pada lengan-lengannya, jagadraya yaang dengan bershaf-shaf galaksi. Bila semua yang bershaf ditulis, maka tak akan ada buku yang cukup, walau setebal apapun. Di abadikan sebagai nama surat QS 37: Ash Shaaffaat. Dan ini di ambil dari kata shaf, yang ada di ayat 1. Dan anadanya hanya ada satu itu kata shaf di 182 surat itu. Betapa agung kata shaf ini, pun sampai Alloh bersumpah : “wa shaaffaati shaffa” – demi yang bersyah-shaf dengan teratur.

    Dalam setiap kelipatan 10 meter, maka di definisikan sebagai satu kosmos. Ada Kosmos PakemE+n “Physical arrangement Knowledge of ecosystem of Masses at exponential n of size in meter”. Kosmos PakemE+n itu = dunia ukuran (0.3-3).10^n meter. gene, yang pada Kosmos PekemE-07, maka setingkat diatasnya adalah shel, pada Kosmos PakemE-06, dimana kehidupan mulai ada. Lebih kecil dari ini, maka benda, nadanya belum di sebut makluk hidup (biota). Di kosmos itu juga ada Pelangi 7 warna: mijikuhibiniu, ukuran 300-700 nm. Mata manusia erdiri dari shel, maka tak akan bisa melihat ukuran yang lebih kecil dari Kosmos ini. Pun yang lebih besar dari itu, haruslah cahaya yang masuk ke mata akan bisa di paskan dengan ukuran kosmos itu. Misal, bumi yang 6370 km jari-jari, 12740 km diameter, 1.2 x 10^7 meter, Kosmos PakemE+07 ini, maka mata harus dari jauh dari bumi untuk bisa melihat bumi yang utuh. Misalharus jauh hinga dekat bulan, agar semua cahaya ukuran bumi, dapat resolusinya di ukuran Kosmos Pakem-07, ukuran shel.

    Pereode Masmar wave adalah 7×10^n meter. Panjang gelombangnya adalah k, da untuk seluruh gelombang akan ada k (frekwensi gelombang jarak ke n). Diluar “band” shel, maka orang tak bisa melihat, mendengar. Apalagi yang lebih kecil dari bendanya. Bayi mempunyai pendengaraan lebih lebar dari manusia dewasa yang 20-10.000 Hz. Hewan, mungkin dengan susunan shel yang berbeda dengan susunaan shel manusia, sehingga mempunyai pendengaran, penglihatan lebih lebar dari kemampuan manusia. Begitu ?

    Gajah Thailand terselamatkan dari tsunami gempa Aceh, atas kemungkinan dia mendengar gelombang gempa yang tak di dengar manusia. Komodo merasakan adanya benda, binatang makanannya dari amat jauh, berkilometer. Angsa mendengar suara orang berjalan di malam hari (yang misal mau mencuri), dimana manusia tak mendengar. Biatang, misal harimau turn gunung (pernah sampai bulaksumur), atas Gunung Merapi mau meletus. Diciptakanlah alat dengar, deteksi, resolusi yang sesuai dengan target. Geophone untuk stasiun gempa, x-ray, gammaray untuk ukuran shel tubuh.

    MST Masmar Salam wave Theory.
    Gelombang Salam S(t)= An. Sum Sin [2.phi.fn.t – phase]
    Gelombang Masmar M(r) = Bn. Sum Sin [2.phi.(kn.r – t)]
    MST = mendekati M(r).S(t) + I(r,t). dimana I adalah standar deviasi errornya, I singktana Insya Alloh.

    yang pingin diketahu adalah rumus untuk suatu properti p, termasuk misal: muka laut, pemanasan global, magnetik, ukuran biota, ukuran volume otak homosapien, sukubunga, inflasi, rumah terkontrak, dll.

    Semua properti alam berubah menurut waktu, P(t) = Cxp. S(t) = Cxp.Anp.Sum Sin{2.phi.fn.t-phase}. Dimana Cxp adalah contanta di suatu tempat x, untuk suatu properti p. P(t) hanyalah dua dimensi. Ini dimensi properti vs waktu saja. Di plotlah data-data diskrit p menurut waktu. Lalu polt pula S(t), amplitudo Saalm dalam salam unit versus waktu dalam, misala tahun. Diaturlah harga A1p, A2p, …, Anp, dan Cxp, agar grafik yang dihasilkan akan berkorelasi tinggi dengan S(t). Korelasi tinggi, maka evolusi propertis akan di dapatkan.

    Untuk tempat lain, maka akan bisa berbeda harga Anp, Cxp. Banyak properies yang saya analisa, dengan korelasi lebih 90 % dengan gravik S(t). Umumnya dengan An yang relatif sama untuk lokasi berbeda pada properti yang di tentukan. Jadi diketahuilah evolusi properti itu.

    Dari banyak Cxp, maka di carilah generalisasi seluruh lokasi. Maka Cxp berhubungan dengan Bnp (amplitudo pereode jarak ke n, suatu properti p). Berarti An, Bn bisa di dapatkan. Gitu mas…..

    dari banyak properti, paleomagnetik yang paling lengkap, rinci, detil, untuk sewtiap perode Salam. Pun, Penyatuaan rumus 4 energi utama ini, magnetik adalah salah satunya. Energi, 3 yang lainpun, nadanya berhubungan. Maksudnya satu An, Bn, dari elektromagnetik, maka di dapatkannya A, B sunnatulloh itu. Dan properti lain, yang bukan dari 4 energi utama, akan bisa di turunkan, mengikuti rumus “Grand Unified electromagnetic, Nuclear strong and Atomic nuclear weak” ini.

    Gimana Mas Atmonadi ? Hayooooo ?

    Wass,
    Maryanto.

  8. Assalamualaikum Wr Wb

    Malam Mas Mar,

    kutipan komentar
    “yang pingin diketahu adalah rumus untuk suatu properti p, termasuk misal: muka laut, pemanasan global, magnetik, ukuran biota, ukuran volume otak homosapien, sukubunga, inflasi, rumah terkontrak, dll.

    Semua properti alam berubah menurut waktu, P(t) = Cxp. S(t) = Cxp.Anp.Sum Sin{2.phi.fn.t-phase}.

    Dimana Cxp adalah contanta di suatu tempat x, untuk suatu properti p.

    P(t) hanyalah dua dimensi. Ini dimensi properti vs waktu saja.

    Di plotlah data-data diskrit p menurut waktu. Lalu polt pula S(t), amplitudo Saalm dalam salam unit versus waktu dalam, misala tahun. Diaturlah harga A1p, A2p, …, Anp, dan Cxp, agar grafik yang dihasilkan akan berkorelasi tinggi dengan S(t). Korelasi tinggi, maka evolusi propertis akan di dapatkan.

    Nah kalau begini pendekatan yang mungkin hanya pendekatan diskrit dunk Mas. Tidak kontinu dan mulus. Dan pada akhirnya bersifat fraktal kali ya. Modeling yang mungkin malah nanti akan tergantung pada data historis di masing2 wilayah pengamatan atau event yg diamati dalam rentang waktu singkat saja (barangkali ini yang dilakukan oleh pemilik http://www.nextearthquake.com).

    Jika ada model yang mulus pun apakah tidak mungkin kalau “waktu” pun justru mempunyai suatu lompatan atau lubang historis? Sehingga data properti atau modelnya justru mengalami lompatan juga, bahkan sebenarnya hasil ektrapolasi atau linierisasi? Katakan saja kalau ada time frame yang sebenarnya “nol” kemudian diisi oleh nilai virtual misalkan sehari=seribu tahun, maka aspek prediksi dari rumusan akan menjadi semu atau malah keliru sekali.

    Dalam kasus gempa bumi misalnya, kita tak punya data gempa zaman lampau. Kalau pun ada tidak terekam dengan baik. Apalagi gempa2 di Nusantara ini yang tak pernah ditulis di buku sejarah lokal dengan jelas.

    Penelitian mutakhir mungkin bisa mencari tahu apakah di suatu wilayah pernah gempa atau tidak, tapi mungkin saja taksiran waktu kejadiannya keliru karena ada waktu yang terpotong tadi. Katakan saja , tahun 1004 M ada gempa besar yg menghancurkan satu wilayah. Kemudian dilakukan koreksi kalender dan pengukuran waktu. Oleh para empu2 dulu, gempa itu dijadikan patokan sebagai tahun 1 untuk model siklus 3650 tahun. Tapi supaya model siklusnya mulus melingkar, ternyata tidak harus dengan angka 1. Tapi angkanya katakan saja 1500 M. Hasilnya, awal kalender yang baru mestinya disetting 1500 saja, bukan 1004+1, dan bukan pula 1 M. jadi ada pemotongan 496 tahun yang aslinya 1 tahun. Masalahnya, bagaimana mengisi sejarah 496 tahun yang aslinya 1 tahun itu? Apakah diisi sejarah negeri dongeng saja? Kemudian manusia zaman sekarang (katakan saja tahun 2004 di lokasi yang sama terjadi gempa besar lagi yang serupa dengan 1004 M) dengan teknologi canggih akan meneliti dan di lokasi gempa 1004 M, ternyata pernah ada gempa sebelumnya, tapi ditaksir tahunnya 1102 misalnya. Padahal 1102 adalah tahun virtual , tahun semu karena dari 1005-1499 M cuma sehari doang. Nilai yang sebenarnya 1004 M. Nah bayangkan gimana jadinya kalau ternyata tahun semu ini ternyata termasuk dalam perhitungan rumusan properti tadi. hasilnya semua prediksi jadi kacau balau.

    Ini sama halnya kalau saya hembuskan “gosip ngaco” untuk “mempengaruhi nilai properti tertentu” dalam jangka waktu tertentu (disini katakan saja waktunya benar tak ada potongan) yang berhubungan dengan naik turunnya saham, atau iming-iming kenikmatan semu dengan “proposal kredit fantastik” untuk meningkatkan jual beli property yang menyebabkan kredit macet dan menimbulkan gempa ekonomi dan akhirnya menyebabkan israel menyerang palestina, teroris mengebom JW Marriot, gempa tasikmalaya terjadi dan akhirnya gempa padang muncul.

    Jadi dilemanya nanti kalau diberlakukan universal akan berurusan dengan kebenaran historis suatu data lokal di “wilayah tertentu” dan model waktu yang kita gunakan “secara universal”. Kontradiksinya adalah sifat propertinya lokal berlaku untuk satu wilayah. Tapi waktu yang digunakan berlaku universal dimana yang kita pakai adalah model standar ukuran waktu yang disepakati bersama di semua wilayah dengan satuan detik misalnya (kalau di komputer satuan jamnya merefer ke tahun 1970).

    Maka dari itu, mungkinkah ada faktor pengali properti yang bersifat universal yang berhubungan dengan properti suatu wilayah pengamatan dan dapat diektrak hanya dari nilai Cxp dan An nya yang relatif sama untuk berbagai lokasi. Katakan saja, sekarang ini saya curiga sama penulisan koordinat Atlas di Bumi yang langsung berhubungan dengan suatu lokasi dan potensi lattennya. Mungkinkah ada hubungan dengan Cxp dan An sebagai faktor pengurai lokasi suatu event atau potensi laten di suatu wilayah?

    Trus kira-kira apa properti yang dominan sebagai pemicu events dari banyaknya properti di suatu tempat yang mesti diperhatikan? Kalau di komentar sebelumnya saya curigai tekanan dan temperatur yang pada akhirnya mengakibatkan perubahan gravitasi, konstanta Planck dan kecepatan cahaya. jung akhrinya justru berhubungan dengan jarak BumiBulanMatahari dan kondisi2 fisik di Matahari.

    Kemudian ada satu hal yang menurut hemat saya suatu kemungkinan. Bisakah nilai-nilai properti di dunia itu sebenarnya merujuk ke satu wilayah tertentu yang menjadi “sumber utama” sebagai pemicu dari perubahan di Bumi serta dampak dan pengaruhnya dalam renang waktu tertentu. Katakan saja 500 tahun sekali. Misalkan saja, wilayah Nusantara dengan ROF-nya sebenarnya wilayah utama yang menjadi sumber dinamika bumi dalam kurun 500 tahun terakhir. Sekali kita ketahui properti wilayah ini dengan detil maka pengaruh globalnya yang mempengaruhi properti wilayah lain diprediksikan hanya dengan melalui ekstrasi Cxp dan An saja karena dari sini akan didapat lokasi wilayah yang akan merespon perubaan di sumber utama itu. Jadi ibarat jempol kaki menginjak duri, tapi yang bergetar otak dikepala untuk memerintakan mulut dan lidah berteriak adduhhh….Atau gempa di Aceh menjalar sampai California dan terus sambung menyambung menimbulkan gempa berikutnya sampai akhirnya kembali ke Sumber Asal yaitu ke Indoensia lagi (tamsil spiritualnya: kelapa ular antaboga menggigit ekornya sendiri).

    Weh nyambung gak nih pembicaraan kita Mas hehehe….

    Ok Mas, segitu dulu….

    Wassalamualaikum Wr Wb

    Atmonadi

  9. Mas Atmonadi,
    ass wr wb.
    Bagus, amat cepat kemajuannya. Gelombang S(t) adalah kontinu. Semua data pencatatan adalah diskrit, tak ada pencatatan yang kontinu. Semua catatan ada “mising link”, gap waktu tanpa data. Yang seismik subsurface, sampling misal tiap 2 ms “milli second”. Jadi diantara 2 ms, ya ada gap, mising link. Untuk X-ray, sampling lebih rapat, misal ukuran nanosecond. Fosil biota, kadang gap 100 th, 1000 th, 1 juta th, 100 juta th, 1 giga th, dst. Untuk tahu harga properties kontinunya, maka ini melewati Gelombang Salam S(t), dengan korelasi. Bila cocok dengan “data history”, berarti, prediksi data properti kedepan akan lebih akurat. Bila tak cocok, maka harus dicari persamaan lain yang cocok, agar prediksi kedepan akan lebih akurat juga.

    Loncatan waktu? Tak berfikir ada. Semua waktu ada dalam satu sequence, satu fungsi Sabar. Masihkah ada data waktu di luar satu sequence 70 Ga? Fungsi Sabar “Sequence Algorithm Beauty Among Realities”, menunjukkan satu sequence terdiri dari 10 parasequence. Satu parasequence, terdiri 10 para-parasequence. Dst. Fraktal yang ada, ada sequence dengan besaran 1 hari, 1 bulan, 1 tahun, 7 th, 70 th, …, 70 Giga tahun. Seribu tahun, bisa saja sebagai fraktral dari 1 hari. Fungsi Sabar ini menghubungkan fungsi sinus, cosinus, tangen, gigigergaji, dll. Itu menghubungkan besarnya grafik “su” vs tahun, dengan grafik harga properti vs tahun. Fungsi Sabar mengubungkan konstanta untuk antar seluruh properties.

    Plot Gelombang Salam : antar salam unit vs waktu. Waktunya, misalnya dalam satuan tahun. Cosinus adalah kecepatan perubahan. Pada zerocrossdown, maka gempa terlihat maximum. di waktu lain tiadk maximum, dengan harga yang yang ada. Diartikan gempa terjadi paling banyak ketika lempeng bumi membesar paling cepat. Data gempa bagus sudah ada sejak th 1800. Gempa sebelum itu, dan sesudah kini, di prediksi dari hasil fraktal Fungsi Sabar. Sehingga gempa akan di dapatkan untuk seluruh 70 Ga, kontinu. Juga properties lain.

    Datuming tahun di lakukan dengan model gelombang Salam yang tahunnya kontinu. Grafik tahun Salam adalah tahun Masehi, dan th 2000, sebagai tahun nol. Ada rumus merubah antar tahun kalender: Masehi, Hijrah, Saka, Jawa, juga th Salam yang datumkan ke th 2000 Masehi tadi. Model lunar atau model matahari. Sudah tahukan cara merubah th Masehi ke Hijrah dan sebaliknya, Hijrah ke Masehi ?

    Alam ini di cipta oleh satu kuasa, bukan 3 kuasa, atau beberapa dewa. Sehinga sunnatuloh hanya ada satu sebagai satu penyebab. Suku Bunga Bank Canada 1920-2009, 90 th durasi, berkorelasi 93 %, error 0.1 %, untuk suku bunga 2-15 % itu. Akuratkan ? Dari grafik itu, sukubunga kedepan juga akan bisa tahu dengan error rendah, katakanlah kurang dari 0.5 % error di setiap th untuk 70 th kedepan. Sukubunga adalah satu yang utama indikasi penentuan tingkat ekonomi pada suatu waktu di suatu tempat, negara, global. Pun sukubunga, tak terlihat berubah signifikan walau hanya dengan rumus Salam S(t) itu, walau ada Perang Dunia I, II, Perang Irak, Afganistan, 11 September 2002, JW Mariot, gempa, dll. Untuk Indonesia, perlu data history sukubank Indonesia, agar prediksi sukubunga Indonesia presisi kedepannya. Saya tak punya data ini, kecuali beberapa th. Pun apakah tergantung dengan siklus perubahan pesiden 5 th ? Bila ada data, maka masukkan segala kemungkinan siklus-siklus, Salam dan 5 th, atau cuaca, elnino lanina, dll itu. Pun apakah ada pengaruh bom JW mariot ? Gampangkan ?

    Ya benar. Dari banyak Anp, Cxp, maka dicari An, Bn universal. Inilah, yang saya duga, p untuk paleomagnetik akan paling bisa mendapatkan An, Bn universal, tak hanya lokal, regional, globe (bumi), tapi seluruh universe. Buku pedoman terbaik adalah Al Qur’an. Maka tanpa ini, prediksi akan banyak salahnya, tak akurat. Dengan Qur’an ini, akan lebih akurat. Maka berbondong-bondonglah kini, Barat mengejar, memburu maksud Al Qur’an. Akankah kita ketinggalan terus ?

    Alhamdulillah, Kalender Salam ” leading” terhadap Barat soal kalender ini. Kalender Salam, membesar mengecil harga “salam unitnya versus waktu”, berkorelasi tinggi (90%-100%) dengan paleomagnetik. Hipotesanya Gravitasi mengontrol semua massa, sehinggapun, global elektromagnetik membesar-mengecil versus waktu.

    Banyak Cxp, Anp lokal-lokal. Di dugakan, dan sudah banyak data, menunjukkan hanya penyimpangan kecil terjadi padaa properti lokal. Pun, kalau mau evolusi properti lokal, maka ya lebih akurat dengan sejarah data lokal. Kalau tak ada data loka, prediksi dengan pendekatan universal itu adalah sudah mencukupi.

    Tekanan dan temperatur, hanya energi tak dominan, bukan 4 energi utama. Itu bisa di turunkan dengan gravitasi, elektromagnetik, nuklir kuat-lemah “GUNA”. GUNA mengontrol tekanan-temperatur. GUNA mengontrol jarak BumiBulanMatahari, kondisi matahari. Kecepatan cahaya tak berubah menurut waktu.

    Konstanta Plank ? Saya belum tahu pasti, ini benar apa salah dengan pendekatan universe sebagai berlaku Gelombang Masmar Salam. Menariknya, Konstanta Plank, menunjukkan ukuran massa yang kurang dari 10^(-21). Itu sekitar 10^-43 itu. Hal ini sesuai dengan dugaanku adanya Gelombang massa mendekati kecil tak berhingga, 10^-~.

    Ukuran terbesar ? Ada 7 langit. Dan Surga, seluas langit dan bumi. (Redaksi ayatnya gimana ya ? Surga lebih luas lagi ?) Melihat indahnya bumi, lalu juga alam, maka ini sudah melihat sebagian indahnya surga.

    Indonesia hanya bagian kecil dari Alam. Sunnatuloh Alam, di duga dengan fraktal melalui kejadian lokal, global. Pun gempanya sudah di tentukan, yang utama yakni pada batas lempeng, bukan di tengah lempeng. Misalnya pada batas 7 lempeng global: EuroAsia, IndiaAustralia, Afrika, Amerika, Pasifik, Amerika Utara, Amerika Selatan, Antartik. Kejadian gempa di Indonesia, rumusan orkestranya kemungkinan karakternya banyak berlaku juga di lempeng lain, planet lain, bintang lain, galaksi lain, dst. Jempol sakit kena duri, otak yang mengerakkan mengaduh di ucapkan bibir. Gelombang Masmar Salam pengontrol otaknya, mana yang harus bunyi (bibir) bila bagian badan (jempol kaki) kena duri. Gerakan gelombang Masmar Salam pada astenosphere, menggerakkan lempeng yang terapung, gempa bukan di tengah lempeng, tapi di bibir (batas) lempeng yang paling banyak getar (gempa). Indonesia di Ring Of fire. Ada di batas lempeng. Saya bingung kalau disitu tak banyak gempa. Pun gempa setiap detik. Besar kecil gempa hanya soal skala saja. Getaran membran loudspeaker, dengan basnya, cukup dikatakan sebagai gempa oleh semut yang menempel membran tadi. Ular gigit ekornya, berarti disini: kejadian akir (ekor), adalah dari gerak awalnya (kepala). Siklus adalah, ada kemiripan untuk sequence selanjutnya, namun ada sedikit berbeda. Senin akan datang, ada banyak kemiripan dengaan senin kini. Namun senen depan tak persis 100 % sama dengan senin kini. Dua bendaa, tak akan sama 100%, tak akan beda 100%. Ada sbagin yang sama, ada sebagian yang beda. Semakin banyak kesamaan, maka di sebut semakin mirip. Semakin banyak properti berbeda, maka di sebut keduanya semakin berbeda.

    Gimana Mas Atmo? Hayoooo?

    Bisa juga pertanyaan dari 11 paper yang saya kirimkan lewat japri dari semua paper penting. Kita mintakan Alloh akan selalu memudahkan kita, dan semua makluk se alam “wassalamu alaikum wr wb” itu. Amin.

    Wass,
    Maryanto.


Leave a comment